Wisata Budaya di Ratenggaro Jejak Leluhur di Tanah Sumba

Wisata Budaya di Ratenggaro Jejak Leluhur di Tanah Sumba

Wisata Budaya di Ratenggaro Jejak Leluhur di Tanah Sumba – Terletak di bagian selatan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, Desa Adat Ratenggaro adalah destinasi wisata budaya yang tawarkan pengalaman autentik dan mendalam. Desa ini tidak hanya memikat dengan lanskap alam yang memukau, namun termasuk dengan kearifan lokal yang tersimpan dalam normalitas dan arsitekturnya. Ratenggaro menjadi pilihan pas bagi Anda yang idamkan menyelami kekayaan budaya Indonesia yang tetap lestari hingga kini.

Keunikan Rumah Adat Berbentuk Menara

Salah satu daya tarik utama Desa Adat Ratenggaro adalah rumah adatnya yang ikonik. Rumah rutinitas Sumba, yang disebut Uma Mbatangu, punyai atap tinggi menjulang hingga 15 meter, menyerupai menara. Atap rumah ini terbuat berasal dari ilalang, namun dindingnya berasal dari kayu dan bambu. Setiap rumah rutinitas punyai simbolisme tersendiri yang mencerminkan interaksi antara manusia, leluhur, dan alam.

Nama Ratenggaro sendiri berasal berasal dari kata “Rate” (kuburan) dan “Garo” (suku Garo), berarti bahwa desa ini termasuk punyai histori panjang sebagai tempat peristirahatan para leluhur. Di tempat desa, terdapat lebih berasal dari 300 makam batu megalitik berusia ratusan tahun. Beberapa makam bahkan dihiasi ukiran yang sarat makna, membuktikan keahlian seni leluhur yang luar biasa.

Panorama Alam yang Menakjubkan

Selain budayanya yang kaya, Desa Ratenggaro termasuk diberkahi panorama alam yang luar biasa. Terletak di tepi pantai, desa ini menghadap Samudra Hindia dengan hamparan pasir putih dan air laut yang jernih. Pengunjung mampu nikmati situasi tenang sambil melihat ombak yang menggulung atau melihat matahari terbenam yang spektakuler. Tidak jauh berasal dari desa, terdapat muara sungai yang meningkatkan pesona alam sekitar.

Ritual dan Tradisi yang Masih Hidup

Penduduk Desa Ratenggaro memegang teguh normalitas nenek moyang mereka. Upacara rutinitas layaknya Pasola, yang merupakan ritual perang adat, menjadi atraksi budaya yang tidak boleh dilewatkan. Dalam Pasola, dua grup pria berkuda saling melempar lembing kayu sebagai lambang penghormatan pada roh leluhur. Ritual ini dijalankan untuk memastikan panen yang melimpah dan keseimbangan alam.

Baca Juga : Masjid Raya Baiturrahman Perpaduan Sejarah, Wisata Budaya, dan Keindahan

Wisatawan termasuk mampu melihat sistem tenun ikat tradisional yang dijalankan oleh perempuan setempat. Kain tenun ikat Sumba dikenal di semua dunia karena motifnya yang unik dan sistem pembuatannya yang rumit. Membeli kain ini bukan hanya mempunyai pulang kenang-kenangan, namun termasuk menunjang ekonomi masyarakat lokal.

Cara Menuju Desa Ratenggaro

Untuk meraih Desa Adat Ratenggaro, Anda mampu terbang ke Bandara Tambolaka, Sumba Barat Daya. Dari sana, perjalanan darat menuju desa memakan waktu kurang lebih 1,5 jam dengan kendaraan. Meskipun jalannya sedikit menantang, panorama selama perjalanan bakal menyebabkan Anda terpukau.

Pesan Penting bagi Wisatawan

Saat berkunjung ke Ratenggaro, hormatilah budaya setempat dengan ikuti ketentuan rutinitas yang berlaku. Menggunakan busana sopan, meminta izin sebelum mengambil alih foto, dan berinteraksi dengan masyarakat dengan ramah adalah bentuk penghargaan pada kearifan lokal.

Kesimpulan

Desa Adat Ratenggaro adalah permata budaya yang mesti dikunjungi bagi siapa saja yang idamkan mengeksplorasi keindahan dan kekayaan normalitas Indonesia. Dengan perpaduan antara alam, sejarah, dan budaya yang begitu kuat, Ratenggaro tawarkan pengalaman yang tidak hanya memanjakan mata, namun termasuk memperkaya jiwa. Selamat berkunjung di Desa Adat Ratenggaro, tempat di mana waktu seolah berhenti dan normalitas selalu hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *